Senin, 13 Maret 2017

askep trombositopenia

ASUHAN KEPERAWATAN KELAINAN TROMBOSIT :
TROMBOSITOPENIA
 











OLEH :

1.       









PROGRAM STUDI  ILMU KEPERAWATAN
STIKES AUFA ROYHAN
PADANGSIDIMPUAN

2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan karuniaNya penulis masih diberikan kesempatan dan kesehatan untuk menyelesaikan makalah ini, yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN KELAINAN PADA TROMBOSIT : TROMBOSITOPENIA”. Makalah ini penulis buat untuk melengkapi tugas mata kuliah Sistem Imun dan Hematologi, sekaligus untuk menambah wawasan tentang dunia keperawatan.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih  kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam penyelesaian makalah ini.
Apabila ada kesalahan dalam penulisan makalah ini penulis mohon maaf, dan saya juga mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, agar penulis dapat memperbaikinya di makalah yang berikutnya.





Padangsidimpuan,......................2017

Penulis











DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................          i
DAFTAR ISI ......................................................................................          ii
BAB I      PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang ..............................................................          1
1.2  Rumusan Masalah .........................................................          2
1.3  Tujuan ............................................................................          2
BAB II    TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Defenisi..........................................................................          3
2.2 Etiologi...........................................................................          3
2.3 Patofisiologi...................................................................          4
2.4 Manifestasi Klinik  ........................................................          6
2.5 Pemeriksaan Diagnostik.................................................          6
2.6 Penatalaksanaan Medis..................................................          6
2.7 Komplikasi.....................................................................          7
BAB III   TINJAUAN KASUS
3.1 Kasus .............................................................................          8
3.2 Pengkajian .....................................................................          8
3.3 Analisa Data ..................................................................          9
3.4 Diagnosa Keperawatan .................................................          11
3.5 Intervensi Keperawatan ................................................          11
3.6 Implementasi dan Evaluasi ............................................          13
BAB IV   KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan ....................................................................          15
4.2 Saran ..............................................................................          15
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................          16
 BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Trombositopenia  adalah  suatu  kekurangan  trombosit,  yang merupakan bagian dari pembekuan darah. Pada orang normal jumlah trombosit di dalam sirkulasi berkisar antara 150.000-450000/ul, rata-rata berumur 7-10 hari kira-kira 1/3 dari jumlah trombosit di dalam sirkulasidarah mengalami penghancuran di dalam limpa oleh karena itu untuk mempertahankan  jumlah  trombosit  supaya  tetap  normal  di  produksi 150.000 - 450000 sel trombosit perhari. Jika jumlah trombosit kurang dari 30.000/mL,  bisa  terjadi  perdarahan  abnormal  meskipun  biasanya gangguan  baru  timbul  jika  jumlah  trombosit  mencapai  kurang  dari 10.000/mL.
Trombositopenia dapat bersifat kongenital atau di dapat, dan terjadi  akibat  penurunan  reproduksi  trombosit,  seperti  pada  anemiaaplastik,  mielofibrosis,  terapi  radiasi  atau  leukimia,  peningkatan penghancuran trombosit, seperti pada infeksi tertentu ; toksisitas obat, atau koagulasi  intravaskuler,  diseminasi  (DIC);  distribusi  abnormal  atau sekuestrasi pada limpa ; atau trombositopenia dilusional setelah hemoragi atau tranfusi sel darah merah. Trombositipenia didefinisikan juga sebagai jumlah trombosit kurang dari 100.000/mm3.
Trombosit atau platelet sangat penting untuk menjaga hemostasis tubuh. Adanya abnormalitas pada vaskuler, trombosit, koagulasi, atau fibrinolisis akan menggangu hemostasis sistem vaskuler yang mengakibatkan perdarahan abnormal/gangguan perdarahan.
Penegakkan diagnosis tentang penyebab utama gangguan perdarahan amat penting dan hal ini dibutuhkan ketelitian yang cermat, efektif, dan efisien dalam hal anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium yang semata-mata untuk menghindari kesalahan diagnosis. Apapun penyebab gangguan perdarahan, ternyata memberikan gambaran klinis yang hampir sama. Maka dari itu, hampir semua kasus gangguan perdarahan membutuhkan pemeriksaan yang lanjut demi demi tegaknya diagnosis penyakit tersebut.

1.2  Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah ini, antara lain :
1.      Apa definisi trombositopenia ?
2.      Bagaimana etiologi trombositopenia?
3.      Bagaimana patofisiologi trombositopenia ?
4.      Apa saja manifestasi klinik dari trombositopenia?
5.      Apa pemeriksaan diagnostic bagi penderita trombositopenia ?
6.      Bagaimana penatalaksanaan medis pada penderita trombositopenia?
7.      Apa saja komplikasi pada penderita trombositopenia ?

1.3  Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini ialah :
1.      Untuk mengetahui definisi trombositopenia.
2.      Untuk mengetahui etiologi terjadinya trombositopenia.
3.      Untuk mengetahui patofisiologi penyakit trombositopenia.
4.      Untuk mengetahui manifestasi klinik dari anemia dan polisitemia.
5.      Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostic bagi penderita trombositopenia.
6.      Untuk mengetahui penatalaksanaan medis pada penderita trombositopenia.
7.      Untuk mengetahui komplikasi pada penderita trombositopenia.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Defenisi
Trombositopenia adalah suatu kekurangan trombosit, yang merupakan bagian dari pembekuan darah. Darah biasanya mengandung sekitar 150.000-350.000 trombosit/mL. 
Jika jumlah trombosit kurang dari 30.000/mL, bisa terjadi perdarahan abnormal meskipun biasanya gangguan baru timbul jika jumlah trombosit mencapai kurang dari 10.000/mL.

2.2 Etiologi
Banyak hal yang dapat melatarbelakangi terjadinya trombositopenia. Pada kondisi normal, sumsum tulang akan memproduksi dan menggantikan trombosit yang sudah rusak. Tetapi jika mengalami trombositopenia, jumlah trombosit dalam darah penderita tidak mencukupi angka yang seharusnya.
Kekurangan ini dapat disebabkan oleh produksi trombosit yang menurun atau proses hancurnya trombosit lebih cepat dari proses produksi. Kondisi ini dapat dipicu oleh beberapa faktor yang meliputi:
1.      Penyakit tertentu, seperti kanker darah, limfoma, atau purpura trombosito- penik trombotik.
2.      Kelainan darah, contohnya anemia aplastik.
3.      Konsumsi alkohol yang berlebihan.
4.      Proses kemoterapi atau radioterapi.
5.      Infeksi virus, seperti HIV, cacar air, dan hepatitis C.
6.      Infeksi bakteri dalam darah.
7.      Obat-obatan tertentu, misalnya heparin, kina, atau obat antikonvulsan.
8.      Kondisi autoimun, contohnya lupus.
Trombositopenia juga dapat muncul ketika banyak trombosit yang terperangkap dalam limfa yang membengkak. Ini bisa terjadi pada seorang wanita selama masa kehamilan. Tetapi kondisi ini akan berangsur-angsur membaik setelah wanita tersebut melahirkan.

2.3 Patofisiologi
Trombosit dapat dihancurkan oleh pembentukan antibodi yang diakibatkan oleh obat (seperti yang ditemukan pada kinidin dan senyawa emas) atau oleh autoantibodi (antibodi yang bekerja melawan jaringnnya sendiri). Antibodi tersebut menyerang trombosit sehingga lama hidup trombosit diperpendek. Seperti kita ketahui bahwa gangguan–gangguan autoimun yang bergantung pada antibodi manusia, paling sering menyerang unsur-unsur darah, terutama trombosit dan sel darah merah. Hal ini terkait dengan penyakit ITP, yang memiliki molekul-molekul IgG reaktif dalam sirkulasi dengan trombosit hospes.
Meskipun terikat pada permuakaan trombosit, antibodi ini tidak menyebabkan lokalisasi protein komplemen atau lisis trombosit dalam sirkulasi bebas. Namun, trombosit yang mengandung molekul-molekul IgG lebih mudah dihilangkan dan dihancurkan oleh makrofag yang membawa reseptor membran untuk IgG dalam limpa dan hati. Manifestasi utama dari ITP dengan trombosit kurang dari 30.000/mm3 adalah tumbuhnya petechiae. Petechiae ini dapat muncul karena adanya antibodi IgG yang ditemukan pada membran trombosit yang akan mengakibatkan gangguan agregasi trombosit dan meningkatkan pembuangan serta penghancuran trombosit oleh sistem makrofag. Agregaasi trombosit yang terganggu ini akan menyebabkan penyumbatan kapiler-kapiler darah yang kecil. Pada proses ini dinding kapiler dirusak sehingga timbul perdarahan dalam jaringan.
Bukti yang mendukung mekanisme trombositopenia ini disimpulkan berdasarkan pemeriksaan pada penderita ITP dan orang-orang percobaan yang menunjukkan kekurangan trombosit berat tetapi singkat, setelah menerima serum ITP. Trombositopenia sementara, yang ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu dengan ITP, juga sesuai dengan kerusakan yang disebabkan oleh IgG, karena masuknya antibodi melalui plasenta. ITP dapat juga timbul setelah infeksi, khususnya pada masa kanak-kanak, tetapi sering timbul tanpa peristiwa pendahuluan dan biasanya mereda setelah beberapa hari atau beberapa minggu.



PATHWAY
 































2.4 Manifestasi Klinik
            Tanda dan gejala yang biasanya sering muncul pada penderita trombositopenia, antara lain :
a)      Adanya petekhie pada ekstermitas dan tubuh.
b)      Menstruasi yang banyak.
c)      Perdarahan pada mukosa, mulut, hidung, dan gusi.
d)     Muntah darah dan batuk darah.
e)      Perdarahan Gastro Intestinal.
f)       Adanya darah dalam urin dan feses.
g)      Perdarahan serebral, terjadi 1 – 5 % pada ITP.

2.5 Pemeriksaan Diagnostik
1.      Hitung darah lengkap dan jumlah trombosit menunjukkan penurunan hemoglobin, hematokrit, trombosit (trombosit di bawah 20 ribu/mm3).
2.      Anemia normositik: bila lama berjenis mikrositik hipokrom.
3.      Leukosit biasanya normal: bila terjadi perdarahan hebat dapat terjadi leukositosis.
4.      Ringan pada keadaan lama: limfositosis relative dan leucopenia ringan.
5.      Sum-sum tulang biasanya normal, tetapi megakariosit muda dapat bertambah dengan maturation arrest pada stadium megakariosit.
6.      Masa perdarahan memanjang, masa pembekuan normal, retraksi pembekuan abnormal, prothrombin consumption memendek, test RL (+).
Penurunan produksi trombosit, dibuktikan dengan aspirasi dan biopsy sumsum tulang, dijumpai pada segala kondisi yang mengganggu atau menghambat fungsi sumsum tulang. Kondisi ini meliputi anemia aplastik, mielofibrosis (penggantian unsur-unsur sumsum tulang dengan jaringan fibrosa), leukimia akut, dan karsinoma metastatik lain yang mengganti unsur-unsur sumsum tulang normal.

2.6 Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan trombositopenia biasanya adalah mengobati penyakit yang mendasarinya. Apabila terjadi gangguan produksi trombosit, maka tranfusi trombosit dapat menaikkan angka trombosit dan menghentikan perdarahan atau mencegah perdarahan intracranial. Apabila terjadi penghancuran trombosit yang esksesif, trombosit yang ditransfusikan juga akan dihancurkan dan tidak akan menaikkan angka trombosit.

2.7 Komplikasi
a)      Syock hipovolemik.
b)      Penurunan curah jantung.
c)      Purpura, ekimosis, dan petekie.
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Kasus
            Seorang pasien bernama Ny. S berusia 53 tahun beralamat di Jl. Permata Indah, beragama islam, datang ke RS bersama suaminya Tn. F berusia 54 tahun dengan keluhan 2 minggu belakangan ini mengalami sakit kepala dan pusing yang tidak kunjung sembuh, serta di kakinya terdapat bintik-bintik merah yang cukup banyak. Klien juga mengatakan karena hal ini ia jadi sulit beraktivitas karena lemah dan pusing. Ia juga mengatakan sering mengalami mual dan muntah sehingga nafsu makannya berkurang.
            Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami penyakit seperti ini, serta keluarganya juga tidak ada yang menderita penyakit seperti yang ia alami.
            Dilakukan pemeriksaan fisik TTV (TD : 130/80 mmHg, HR : 88x/m, RR : 21 x/m, dan T : 37,00C). Klien tampak lemah, lemas, dan tampak ada pathikie di kedua ekstremitas pasien. Klien beraktivitas dibantu oleh keluarga. Jari tangan dan kaki pasien mengalami sianosis. BB pasien sebelum sakit 58 kg, namun setelah sakit 53 kg dengan TB : 156 cm.
            Dilakukan pemeriksaan laboratorium yaitu pemeriksaan darah trombosit pasien 80.000 mm3, leukosit 6.000 mm3 serta eritrosit 2 x106 mm3. Pasien di diagnose medis menderita trombositopenia.

3.2 Pengkajian
A.    Identitas Klien
Nama                                 : Ny. S
Usia                                   : 53 tahun
Agama                               : Islam
Alamat                              : Jl. Permata Indah
Diagnosa medis                 : Trombositopenia
Penanggung jawab            : Tn. F
Usia                                   : 54 tahun
Hub. dengan klien             : Suami
B.     Keluhan Utama
2 minggu belakangan ini mengalami sakit kepala dan pusing yang tidak kunjung sembuh.
C.     Riwayat Penyakit Sekarang
2 minggu belakangan ini mengalami sakit kepala dan pusing yang tidak kunjung sembuh, serta di kakinya terdapat bintik-bintik merah yang cukup banyak. Klien juga mengatakan karena hal ini ia jadi sulit beraktivitas karena lemah dan pusing. Ia juga mengatakan sering mengalami mual dan muntah sehingga nafsu makannya berkurang
D.    Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami penyakit seperti ini, serta.
E.     Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarganya juga tidak ada yang menderita penyakit seperti yang ia alami.
F.      Pemeriksaan Fisik
TTV (TD : 130/80 mmHg, HR : 88x/m, RR : 21 x/m, dan T : 37,00C). Klien tampak lemah, lemas, dan tampak ada pathikie di kedua ekstremitas pasien. Jari tangan dan kaki pasien mengalami sianosis. BB pasien sebelum sakit 58 kg, namun setelah sakit 53 kg dengan TB : 156 cm.
G.    Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan darah trombosit pasien 80.000 mm3, leukosit 6.000 mm3 serta eritrosit 2 x106 mm3.

3.3 Analisa Data
No.
Data
Etiologi
Problem
1.
DS : 2 minggu belakangan ini mengalami sakit kepala dan pusing yang tidak kunjung sembuh.
DO : Klien tampak lemah, Jari tangan dan kaki pasien mengalami sianosis, eritrosit 2 x106 mm3.
Trombosit menurun

Perdarahan di bawah kulit

Pethikie
 

Anemia
 

Suplai O2 menurun
 

Darah sulit sampai ke perifer
 

Sianosis  
Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
2.
DS : Ia juga mengatakan sering mengalami mual dan muntah sehingga nafsu makannya berkurang
DO : BB pasien sebelum sakit 58 kg, namun setelah sakit 53 kg dengan TB : 156 cm.
Respon mual, muntah, kurang nafsu makan
 

Asupan nutrisi tubuh berkurang

BB berkurang
Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
3.
DS : Klien juga mengatakan karena hal ini ia jadi sulit beraktivitas karena lemah dan pusing.
DO : Klien lemah, Klien beraktivitas dibantu oleh keluarga, eritrosit 2 x106 mm3.
Tubuh kekurangan suplai O2

Kelemahan fisik
 

Sulit beraktivitas
Intoleransi aktivitas
4.
DS : Klien mengatakan terdapat bintik-bintik merah di kakinya yang cukup banyak dan sudah 2 minggu tak kunjung sembuh
DO : kulilt ekstremitas bawah pasien mengalami pathikie trombosit pasien 80.000 mm3
Perdarahan di bawah kulit

Pethikie
 

Perubahan integritas kulit
Kerusakan integritas kulit

3.4 Diagnosa Keperawatan
1.      Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d anemia d.d pusing dan sianosis perifer.
2.      Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d respon mual dan muntah d.d penurunan BB.
3.      Intoleransi aktivitas b.d tubuh kekurangan suplai O2 d.d kelemahan fisik.
4.      Kerusakan integritas kulit b.d perdarahan di bawah kulit d.d pathikie.

3.5 Intervensi Keperawatan
No. Dx
NOC
NIC
1.
Hasil NOC :
1.      Status sirkulasi
2.      Perfusi jaringan perifer
3.      Integritas jaringan kulit
4.      Membran mukosa
Setelah dilakukan tindakan keperawatan beberapa kali, diharapkan perfusi jaringan perifer akan efektif dengan criteria hasil :
1.      Menunjukkan perfusi yang adekuat
2.      Muka mulut lembab dan merah
3.      Tanda vital dalam rentang normal
4.      Mental baik
1.      Awasi tanda vital,
2.      Kaji pengisian kapiler, warna kulit/membrane mukosa dan kuku
3.      Awasi upaya pernafasan : auskultasi bunyi nafas
4.      Kaji respon verbal melambat, agitasi bingung
5.      Catat keluhan dingin, pertahankan suhu lingkungan sesuai indikasi
6.      Awasi pemeriksaan laboratorium : Hb, dan jumlah eritrosit
7.      Berikan sel darah merah sesuai indikasi
8.      Berikan oksigen sesuai indikasi
2.
Hasil NOC :
1.      Selera makan
2.      Status gizi
3.      Berat badan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan setelah beberapa kali tindakan , diharapkan pasien akan menunjukkan keseimbangan nutrisi dengan criteria hasil :
1.      Berat badan pasien meningkat
2.      Memiliki nilai laboratorium dalam batas normal
3.      Menjelaskan komponen diet bergizi adekuat
4.      Mengungkapkan tekad mematuhi diet
1.      Pantau nilai laboratorium pasien
2.      Ketahui makanan kesukaan pasien
3.      Pantau BB pasien
4.      Diskusikan dengan ahli gizi dalam menentukan kebutuhan protein pasien
5.      Diskusikan dengan dokter kebutuhan stimulasi makan, makanan pelengkap agar asupan kalori yang adekuat dapat dipertahankan.
3.
Hasil NOC :
1.      Toleransi aktivitas
2.      Kebugaran fisik
3.      Perawatan diri : aktivitas kehidupan sehari-hari
Setelah dilakukan tindakan keperawatan setelah beberapa kali diharapkan pasien akan mampu bertoleransi dalam aktivitas, dengan criteria hasil :
1.      Menoleransi aktivitas yang biasa dilakukan
2.      Menampilkan aktivitas kehidupan sehari-hari
3.      Mengungkapkan secara verbal pemahaman tentang kebutuhan oksigen, obat, dan/atau peralatan yang dapat meningkatkan toleransi terhadap aktivitas.
1.      Kaji kemampuan pasien untuk berpindah atau beraktivitas dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari
2.      Kaji respon emosi, social, dan spiritual terhadap aktivitas
3.      Evaluasi motivasi dan keinginan pasien untuk meningkatkan aktivitas
4.      Pantau asupan nutrisi untuk memastikan sumber-sumber energy yang adekuat
5.      Pantau respon oksigen pasien terhadap aktivitas perawatan diri atau aktivitas keperawatan
6.      Kolaborasikan dengan ahli terapi fisik, okupasi.
4.
Hasil NOC :
Integritas kulit dan jaringan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan integritas pasien membaik dengan criteria hasil :
1.      Pasien mampu menunjukkan rutinitas perawatan kulit yang optimal
2.      Eritema normal
1.      Inspeksi adanya kemerahan, dan pembengkakan
2.      Kaji ada atau tidaknya tanda-tanda infeksi
3.      Konsultasikan dengan ahli gizi tentang makanan tinggi vitamin
4.      Rujuk ke perawatat eneterostoma untuk mendapat perawatan kulit

3.6  Implementasi dan Evaluasi
No.
Dx
Implementasi
Evaluasi
1.
1.      Mengawasi tanda vital,
2.      Mengkaji pengisian kapiler, warna kulit/membrane mukosa dan kuku
3.      Mengawasi upaya pernafasan : auskultasi bunyi nafas
4.      Mengkaji respon verbal melambat, agitasi bingung
5.      Mencatat keluhan dingin, pertahankan suhu lingkungan sesuai indikasi
6.      Mengawasi pemeriksaan laboratorium : Hb, dan jumlah eritrosit
S : Klien mengatakan masih merasa pusing
O : Klien masih tampak lemah
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi no. 7-8 dilanjutkan
2.
1.      Memantau nilai laboratorium pasien
2.      Mengetahui makanan kesukaan pasien
3.      Memantau BB pasien
S : Klien mengatakan nafsu makannya sudah meningkat
O : BB klien naik 1 kg
A : Masalah mulai teratasi
P : Intervensi no.4-5 dilanjutkan
3.
1.      Mengkaji kemampuan pasien untuk berpindah atau beraktivitas dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari
2.      Mengkaji respon emosi, social, dan spiritual terhadap aktivitas
3.      Mengevaluasi motivasi dan keinginan pasien untuk meningkatkan aktivitas
4.      Memantau asupan nutrisi untuk memastikan sumber-sumber energy yang adekuat
5.      Memantau respon oksigen pasien terhadap aktivitas perawatan diri atau aktivitas keperawatan
S : Klien mengatakan sudah mampu beraktivitas sendiri
O : Klien masih di bantu dalam aktivitas yang berat
A : Masalah mulai teratasi
P : Intervensi no.6 dilanjutkan
4.
1.      Menginspeksi adanya kemerahan, dan pembengkakan
2.      Mengkaji ada atau tidaknya tanda-tanda infeksi
S : Klien mengatakan bintik merahnya sudah mulai berkurang
O : Trombosit klien mulai meningkat yaitu 95.000 mm3
A : Masalah mulai teratasi
P : intervensi no.3-4 dilanjutkan
  BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Trombositopenia didefinisakan sebagai jumlah trombosit kurang dari100.000/mm3 dalam sirkulasi darah.
Penyebab dari trombositopenia adalah berkurangnya produksi atau meningkatnya penghancuran trombosit, Keadaan trombositopenia dengan produksi trombosit normal biasanya disebabkan oleh penghancuran atau penyimpanan yang berlebihan, Trombosit dapat juga dihancurkan oleh produksi antibodi yang diinduksioleh obat. Perusakan atau penekanan pada sumsum tulang, Kemoterapeutik yang bersifat toksik terhadap sumsum tulang, Trombosit menjadi terlarut.
Fungsi trombosit dapat berubah (trombositopati) melalui berbagai cara yang mengakibatkan semakin lamanya perdarahan. Obat-obat seperti aspirin, indometasin, fenilbutazon menghambat agregasi dan reaksi pelepasan trombosit, dengan demikian menyebabkan perdarahan yang memanjang walaupun jumlah trombosit normal. Pengaruh aspirin tunggal dapat berlangsung selama 7 hari hingga 10 hari.
Protein plasma, seperti yang ditemukan pada makroglobulinemia dan myeloma multiple menyelubungi trombosit, mengganggu adhesi trombosit, retraksi bekuan, dan polimerasi fibrin.

4.2 Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian, penulis juga mengharapkan kritik yang mendukung dari para pembaca, agar penulis dapat memperbaikinya di makalah selanjutnya.






DAFTAR PUSTAKA
Ahern Wilkinson.  2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9. Jakarta : EGC.
Kamitsuru.S. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10. Jakarta : EGC.
Price, Sylvia A. dan Lorraine M. Wilson. 2009. Patofisiologi Konsep-Konsep Klinis Penyakit Edisi 6. EGC : Jakarta.
Suddarth and Brunner. 2010. Textbook of Medical Surgical Nursing 10th edition.
Wulandari Maya. 2015. Kamus keperawatan. Medan : Gama press.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar