ASUHAN
KEPERAWATAN KELAINAN TROMBOSIT :
TROMBOSITOPENIA
OLEH :
1.
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
STIKES AUFA ROYHAN
PADANGSIDIMPUAN
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan karuniaNya
penulis masih diberikan kesempatan dan kesehatan untuk menyelesaikan makalah
ini, yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN
KELAINAN PADA TROMBOSIT : TROMBOSITOPENIA”. Makalah ini penulis buat untuk
melengkapi tugas mata kuliah Sistem Imun dan Hematologi, sekaligus untuk
menambah wawasan tentang dunia keperawatan.
Tidak lupa penulis
mengucapkan terima kasih kepada dosen
pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam penyelesaian
makalah ini.
Apabila ada
kesalahan dalam penulisan makalah ini penulis mohon maaf, dan saya juga
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, agar penulis dapat memperbaikinya
di makalah yang berikutnya.
Padangsidimpuan,......................2017
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang .............................................................. 1
1.2 Rumusan
Masalah ......................................................... 2
1.3 Tujuan
............................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Defenisi.......................................................................... 3
2.2 Etiologi........................................................................... 3
2.3 Patofisiologi................................................................... 4
2.4 Manifestasi Klinik ........................................................ 6
2.5 Pemeriksaan Diagnostik................................................. 6
2.6 Penatalaksanaan Medis.................................................. 6
2.7 Komplikasi..................................................................... 7
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1 Kasus ............................................................................. 8
3.2 Pengkajian ..................................................................... 8
3.3 Analisa Data .................................................................. 9
3.4 Diagnosa Keperawatan ................................................. 11
3.5 Intervensi Keperawatan ................................................ 11
3.6 Implementasi dan Evaluasi ............................................ 13
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan .................................................................... 15
4.2 Saran .............................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 16
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Trombositopenia
adalah suatu kekurangan trombosit, yang merupakan
bagian dari pembekuan darah. Pada orang normal jumlah trombosit di dalam
sirkulasi berkisar antara 150.000-450000/ul, rata-rata berumur 7-10 hari kira-kira
1/3 dari jumlah trombosit di dalam sirkulasidarah mengalami penghancuran di
dalam limpa oleh karena itu untuk mempertahankan jumlah
trombosit supaya tetap normal di produksi 150.000
- 450000 sel trombosit perhari. Jika jumlah trombosit kurang dari
30.000/mL, bisa terjadi perdarahan abnormal
meskipun biasanya gangguan baru timbul jika
jumlah trombosit mencapai kurang dari 10.000/mL.
Trombositopenia
dapat bersifat kongenital atau di dapat, dan terjadi akibat
penurunan reproduksi trombosit, seperti pada
anemiaaplastik, mielofibrosis, terapi radiasi
atau leukimia, peningkatan penghancuran trombosit, seperti pada
infeksi tertentu ; toksisitas obat, atau koagulasi intravaskuler,
diseminasi (DIC); distribusi abnormal atau sekuestrasi
pada limpa ; atau trombositopenia dilusional setelah hemoragi atau tranfusi sel
darah merah. Trombositipenia didefinisikan juga sebagai jumlah trombosit kurang
dari 100.000/mm3.
Trombosit atau platelet sangat penting
untuk menjaga hemostasis tubuh. Adanya abnormalitas pada vaskuler, trombosit,
koagulasi, atau fibrinolisis akan menggangu hemostasis sistem vaskuler yang
mengakibatkan perdarahan abnormal/gangguan perdarahan.
Penegakkan diagnosis tentang penyebab utama gangguan
perdarahan amat penting dan hal ini dibutuhkan ketelitian yang cermat, efektif,
dan efisien dalam hal anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
laboratorium yang semata-mata untuk menghindari kesalahan diagnosis. Apapun
penyebab gangguan perdarahan, ternyata memberikan gambaran klinis yang hampir
sama. Maka dari itu, hampir semua kasus gangguan perdarahan membutuhkan
pemeriksaan yang lanjut demi demi tegaknya diagnosis penyakit tersebut.
1.2
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari
penulisan makalah ini, antara lain :
1. Apa definisi trombositopenia
?
2. Bagaimana etiologi
trombositopenia?
3. Bagaimana patofisiologi
trombositopenia ?
4. Apa saja manifestasi klinik
dari trombositopenia?
5. Apa pemeriksaan diagnostic
bagi penderita trombositopenia ?
6. Bagaimana penatalaksanaan
medis pada penderita trombositopenia?
7. Apa saja komplikasi pada
penderita trombositopenia ?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan
makalah ini ialah :
1. Untuk mengetahui definisi
trombositopenia.
2. Untuk mengetahui etiologi
terjadinya trombositopenia.
3. Untuk mengetahui
patofisiologi penyakit trombositopenia.
4. Untuk mengetahui manifestasi
klinik dari anemia dan polisitemia.
5. Untuk mengetahui pemeriksaan
diagnostic bagi penderita trombositopenia.
6. Untuk mengetahui
penatalaksanaan medis pada penderita trombositopenia.
7. Untuk mengetahui komplikasi
pada penderita trombositopenia.
BAB
II
TINJAUAN
TEORI
2.1
Defenisi
Trombositopenia adalah suatu kekurangan trombosit, yang
merupakan bagian dari pembekuan darah. Darah biasanya mengandung sekitar
150.000-350.000 trombosit/mL.
Jika jumlah trombosit kurang dari 30.000/mL, bisa terjadi perdarahan
abnormal meskipun biasanya gangguan baru timbul jika jumlah trombosit mencapai
kurang dari 10.000/mL.
2.2
Etiologi
Banyak hal yang dapat melatarbelakangi
terjadinya trombositopenia. Pada kondisi normal, sumsum tulang akan memproduksi
dan menggantikan trombosit yang sudah rusak. Tetapi jika mengalami
trombositopenia, jumlah trombosit dalam darah penderita tidak mencukupi angka
yang seharusnya.
Kekurangan ini dapat disebabkan oleh
produksi trombosit yang menurun atau proses hancurnya trombosit lebih cepat
dari proses produksi. Kondisi ini dapat dipicu oleh beberapa faktor yang
meliputi:
1. Penyakit tertentu, seperti kanker darah, limfoma, atau purpura trombosito-
penik trombotik.
2. Kelainan darah, contohnya anemia aplastik.
3. Konsumsi alkohol yang berlebihan.
4. Proses kemoterapi atau radioterapi.
5. Infeksi virus, seperti HIV, cacar air, dan hepatitis C.
6. Infeksi bakteri dalam darah.
7. Obat-obatan tertentu, misalnya heparin, kina, atau obat antikonvulsan.
8. Kondisi autoimun, contohnya lupus.
Trombositopenia juga dapat muncul
ketika banyak trombosit yang terperangkap dalam limfa yang membengkak. Ini bisa
terjadi pada seorang wanita selama masa kehamilan. Tetapi kondisi ini akan
berangsur-angsur membaik setelah wanita tersebut melahirkan.
2.3
Patofisiologi
Trombosit dapat dihancurkan oleh
pembentukan antibodi yang diakibatkan oleh obat (seperti yang ditemukan pada
kinidin dan senyawa emas) atau oleh autoantibodi (antibodi yang bekerja melawan
jaringnnya sendiri). Antibodi tersebut menyerang trombosit sehingga lama hidup
trombosit diperpendek. Seperti kita ketahui bahwa gangguan–gangguan autoimun
yang bergantung pada antibodi manusia, paling sering menyerang unsur-unsur
darah, terutama trombosit dan sel darah merah. Hal ini terkait dengan penyakit
ITP, yang memiliki molekul-molekul IgG reaktif dalam sirkulasi dengan trombosit
hospes.
Meskipun terikat pada permuakaan
trombosit, antibodi ini tidak menyebabkan lokalisasi protein komplemen atau
lisis trombosit dalam sirkulasi bebas. Namun, trombosit yang mengandung
molekul-molekul IgG lebih mudah dihilangkan dan dihancurkan oleh makrofag yang
membawa reseptor membran untuk IgG dalam limpa dan hati. Manifestasi utama dari
ITP dengan trombosit kurang dari 30.000/mm3 adalah tumbuhnya petechiae.
Petechiae ini dapat muncul karena adanya antibodi IgG yang ditemukan pada
membran trombosit yang akan mengakibatkan gangguan agregasi trombosit dan
meningkatkan pembuangan serta penghancuran trombosit oleh sistem makrofag.
Agregaasi trombosit yang terganggu ini akan menyebabkan penyumbatan
kapiler-kapiler darah yang kecil. Pada proses ini dinding kapiler dirusak
sehingga timbul perdarahan dalam jaringan.
Bukti yang mendukung mekanisme
trombositopenia ini disimpulkan berdasarkan pemeriksaan pada penderita ITP dan
orang-orang percobaan yang menunjukkan kekurangan trombosit berat tetapi
singkat, setelah menerima serum ITP. Trombositopenia sementara, yang ditemukan
pada bayi yang dilahirkan oleh ibu dengan ITP, juga sesuai dengan kerusakan
yang disebabkan oleh IgG, karena masuknya antibodi melalui plasenta. ITP dapat
juga timbul setelah infeksi, khususnya pada masa kanak-kanak, tetapi sering
timbul tanpa peristiwa pendahuluan dan biasanya mereda setelah beberapa hari
atau beberapa minggu.
PATHWAY
2.4
Manifestasi Klinik
Tanda dan
gejala yang biasanya sering muncul pada penderita trombositopenia, antara lain
:
a) Adanya petekhie pada ekstermitas dan
tubuh.
b) Menstruasi yang banyak.
c) Perdarahan pada mukosa, mulut, hidung,
dan gusi.
d) Muntah darah dan batuk darah.
e) Perdarahan Gastro Intestinal.
f) Adanya darah dalam urin dan feses.
g) Perdarahan serebral, terjadi 1 – 5 %
pada ITP.
2.5
Pemeriksaan Diagnostik
1. Hitung darah lengkap dan jumlah trombosit
menunjukkan penurunan hemoglobin, hematokrit, trombosit (trombosit di bawah 20
ribu/mm3).
2. Anemia normositik: bila lama berjenis mikrositik
hipokrom.
3. Leukosit biasanya normal: bila terjadi perdarahan
hebat dapat terjadi leukositosis.
4. Ringan pada keadaan lama: limfositosis relative
dan leucopenia ringan.
5. Sum-sum tulang biasanya normal, tetapi megakariosit muda dapat bertambah dengan
maturation arrest pada stadium megakariosit.
6. Masa perdarahan memanjang, masa pembekuan normal,
retraksi pembekuan abnormal, prothrombin consumption memendek, test RL (+).
Penurunan produksi trombosit, dibuktikan dengan aspirasi dan
biopsy sumsum tulang, dijumpai pada segala kondisi yang mengganggu atau
menghambat fungsi sumsum tulang. Kondisi ini meliputi anemia aplastik,
mielofibrosis (penggantian unsur-unsur sumsum tulang dengan jaringan fibrosa),
leukimia akut, dan karsinoma metastatik lain yang mengganti unsur-unsur sumsum
tulang normal.
2.6 Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan trombositopenia biasanya adalah mengobati
penyakit yang mendasarinya. Apabila terjadi gangguan produksi trombosit, maka
tranfusi trombosit dapat menaikkan angka trombosit dan menghentikan perdarahan
atau mencegah perdarahan intracranial. Apabila terjadi penghancuran trombosit
yang esksesif, trombosit yang ditransfusikan juga akan dihancurkan dan tidak
akan menaikkan angka trombosit.
2.7 Komplikasi
a) Syock hipovolemik.
b) Penurunan curah jantung.
c) Purpura, ekimosis, dan petekie.
BAB
III
TINJAUAN
KASUS
3.1
Kasus
Seorang
pasien bernama Ny. S berusia 53 tahun beralamat di Jl. Permata Indah, beragama
islam, datang ke RS bersama suaminya Tn. F berusia 54 tahun dengan keluhan 2
minggu belakangan ini mengalami sakit kepala dan pusing yang tidak kunjung
sembuh, serta di kakinya terdapat bintik-bintik merah yang cukup banyak. Klien
juga mengatakan karena hal ini ia jadi sulit beraktivitas karena lemah dan
pusing. Ia juga mengatakan sering mengalami mual dan muntah sehingga nafsu
makannya berkurang.
Pasien
mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami penyakit seperti ini, serta
keluarganya juga tidak ada yang menderita penyakit seperti yang ia alami.
Dilakukan
pemeriksaan fisik TTV (TD : 130/80 mmHg, HR : 88x/m, RR : 21 x/m, dan T : 37,00C).
Klien tampak lemah, lemas, dan tampak ada pathikie di kedua ekstremitas pasien.
Klien beraktivitas dibantu oleh keluarga. Jari tangan dan kaki pasien mengalami
sianosis. BB pasien sebelum sakit 58 kg, namun setelah sakit 53 kg dengan TB :
156 cm.
Dilakukan
pemeriksaan laboratorium yaitu pemeriksaan darah trombosit pasien 80.000 mm3,
leukosit 6.000 mm3 serta eritrosit 2 x106 mm3.
Pasien di diagnose medis menderita trombositopenia.
3.2
Pengkajian
A. Identitas
Klien
Nama : Ny. S
Usia : 53 tahun
Agama : Islam
Alamat : Jl. Permata Indah
Diagnosa medis : Trombositopenia
Penanggung jawab : Tn. F
Usia : 54 tahun
Hub. dengan klien : Suami
B. Keluhan
Utama
2 minggu belakangan
ini mengalami sakit kepala dan pusing yang tidak kunjung sembuh.
C. Riwayat
Penyakit Sekarang
2 minggu belakangan
ini mengalami sakit kepala dan pusing yang tidak kunjung sembuh, serta di
kakinya terdapat bintik-bintik merah yang cukup banyak. Klien juga mengatakan
karena hal ini ia jadi sulit beraktivitas karena lemah dan pusing. Ia juga
mengatakan sering mengalami mual dan muntah sehingga nafsu makannya berkurang
D. Riwayat
Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan
sebelumnya tidak pernah mengalami penyakit seperti ini, serta.
E. Riwayat
Penyakit Keluarga
Keluarganya juga tidak
ada yang menderita penyakit seperti yang ia alami.
F. Pemeriksaan
Fisik
TTV (TD : 130/80 mmHg,
HR : 88x/m, RR : 21 x/m, dan T : 37,00C). Klien tampak lemah, lemas,
dan tampak ada pathikie di kedua ekstremitas pasien. Jari tangan dan kaki
pasien mengalami sianosis. BB pasien sebelum sakit 58 kg, namun setelah sakit
53 kg dengan TB : 156 cm.
G. Pemeriksaan
Laboratorium
Pemeriksaan darah
trombosit pasien 80.000 mm3, leukosit 6.000 mm3 serta
eritrosit 2 x106 mm3.
3.3
Analisa Data
|
No.
|
Data
|
Etiologi
|
Problem
|
|
1.
|
DS : 2 minggu belakangan ini
mengalami sakit kepala dan pusing yang tidak kunjung sembuh.
DO : Klien tampak lemah, Jari
tangan dan kaki pasien mengalami sianosis, eritrosit 2 x106 mm3.
|
Pethikie
Anemia
Suplai O2 menurun
Darah sulit sampai
ke perifer
Sianosis
|
Ketidakefektifan
perfusi jaringan perifer
|
|
2.
|
DS : Ia juga mengatakan sering
mengalami mual dan muntah sehingga nafsu makannya berkurang
DO : BB pasien sebelum sakit 58
kg, namun setelah sakit 53 kg dengan TB : 156 cm.
|
Respon mual, muntah,
kurang nafsu makan
BB berkurang
|
Ketidakseimbangan
nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
|
|
3.
|
DS : Klien juga mengatakan
karena hal ini ia jadi sulit beraktivitas karena lemah dan pusing.
DO : Klien lemah, Klien
beraktivitas dibantu oleh keluarga, eritrosit 2 x106 mm3.
|
Kelemahan fisik
Sulit beraktivitas
|
Intoleransi
aktivitas
|
|
4.
|
DS : Klien mengatakan terdapat
bintik-bintik merah di kakinya yang cukup banyak dan sudah 2 minggu tak
kunjung sembuh
DO : kulilt ekstremitas bawah
pasien mengalami pathikie trombosit pasien 80.000 mm3
|
Pethikie
Perubahan integritas
kulit
|
Kerusakan integritas
kulit
|
3.4
Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan
perfusi jaringan perifer b.d anemia d.d pusing dan sianosis perifer.
2. Ketidakseimbangan
nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d respon mual dan muntah d.d penurunan
BB.
3. Intoleransi
aktivitas b.d tubuh kekurangan suplai O2 d.d kelemahan fisik.
4. Kerusakan
integritas kulit b.d perdarahan di bawah kulit d.d pathikie.
3.5
Intervensi Keperawatan
|
No.
Dx
|
NOC
|
NIC
|
|
1.
|
Hasil NOC :
1.
Status sirkulasi
2.
Perfusi jaringan
perifer
3.
Integritas jaringan
kulit
4.
Membran mukosa
Setelah dilakukan tindakan keperawatan beberapa kali,
diharapkan perfusi jaringan perifer akan efektif dengan criteria hasil :
1.
Menunjukkan perfusi
yang adekuat
2.
Muka mulut lembab
dan merah
3.
Tanda vital dalam
rentang normal
4.
Mental baik
|
1.
Awasi tanda vital,
2.
Kaji pengisian kapiler, warna kulit/membrane
mukosa dan kuku
3.
Awasi upaya pernafasan : auskultasi bunyi
nafas
4.
Kaji respon verbal melambat, agitasi bingung
5.
Catat keluhan dingin, pertahankan suhu
lingkungan sesuai indikasi
6.
Awasi pemeriksaan laboratorium : Hb, dan
jumlah eritrosit
7.
Berikan sel darah merah sesuai indikasi
8.
Berikan oksigen sesuai indikasi
|
|
2.
|
Hasil NOC :
1.
Selera makan
2.
Status gizi
3.
Berat badan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan setelah beberapa
kali tindakan , diharapkan pasien akan menunjukkan keseimbangan nutrisi
dengan criteria hasil :
1.
Berat badan pasien
meningkat
2.
Memiliki nilai
laboratorium dalam batas normal
3.
Menjelaskan komponen
diet bergizi adekuat
4.
Mengungkapkan tekad
mematuhi diet
|
1.
Pantau nilai
laboratorium pasien
2.
Ketahui makanan
kesukaan pasien
3.
Pantau BB pasien
4.
Diskusikan dengan
ahli gizi dalam menentukan kebutuhan protein pasien
5.
Diskusikan dengan
dokter kebutuhan stimulasi makan, makanan pelengkap agar asupan kalori yang
adekuat dapat dipertahankan.
|
|
3.
|
Hasil NOC :
1.
Toleransi aktivitas
2.
Kebugaran fisik
3.
Perawatan diri :
aktivitas kehidupan sehari-hari
Setelah dilakukan tindakan keperawatan setelah beberapa
kali diharapkan pasien akan mampu bertoleransi dalam aktivitas, dengan
criteria hasil :
1.
Menoleransi
aktivitas yang biasa dilakukan
2.
Menampilkan
aktivitas kehidupan sehari-hari
3.
Mengungkapkan secara
verbal pemahaman tentang kebutuhan oksigen, obat, dan/atau peralatan yang
dapat meningkatkan toleransi terhadap aktivitas.
|
1.
Kaji kemampuan
pasien untuk berpindah atau beraktivitas dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari
2.
Kaji respon emosi,
social, dan spiritual terhadap aktivitas
3.
Evaluasi motivasi
dan keinginan pasien untuk meningkatkan aktivitas
4.
Pantau asupan
nutrisi untuk memastikan sumber-sumber energy yang adekuat
5.
Pantau respon
oksigen pasien terhadap aktivitas perawatan diri atau aktivitas keperawatan
6.
Kolaborasikan dengan
ahli terapi fisik, okupasi.
|
|
4.
|
Hasil NOC :
Integritas kulit dan jaringan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam
diharapkan integritas pasien membaik dengan criteria hasil :
1.
Pasien mampu menunjukkan
rutinitas perawatan kulit yang optimal
2.
Eritema normal
|
1.
Inspeksi adanya
kemerahan, dan pembengkakan
2.
Kaji ada atau
tidaknya tanda-tanda infeksi
3.
Konsultasikan dengan
ahli gizi tentang makanan tinggi vitamin
4.
Rujuk ke perawatat
eneterostoma untuk mendapat perawatan kulit
|
3.6
Implementasi
dan Evaluasi
|
No.
Dx
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
|
1.
|
1.
Mengawasi tanda vital,
2.
Mengkaji pengisian kapiler, warna
kulit/membrane mukosa dan kuku
3.
Mengawasi upaya pernafasan : auskultasi bunyi
nafas
4.
Mengkaji respon verbal melambat, agitasi
bingung
5.
Mencatat keluhan dingin, pertahankan suhu
lingkungan sesuai indikasi
6.
Mengawasi pemeriksaan laboratorium : Hb, dan
jumlah eritrosit
|
S : Klien mengatakan masih merasa
pusing
O : Klien masih tampak lemah
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi no. 7-8
dilanjutkan
|
|
2.
|
1.
Memantau nilai
laboratorium pasien
2.
Mengetahui makanan
kesukaan pasien
3.
Memantau BB pasien
|
S : Klien mengatakan nafsu makannya
sudah meningkat
O : BB klien naik 1 kg
A : Masalah mulai teratasi
P : Intervensi no.4-5 dilanjutkan
|
|
3.
|
1.
Mengkaji kemampuan
pasien untuk berpindah atau beraktivitas dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari
2.
Mengkaji respon
emosi, social, dan spiritual terhadap aktivitas
3.
Mengevaluasi
motivasi dan keinginan pasien untuk meningkatkan aktivitas
4.
Memantau asupan
nutrisi untuk memastikan sumber-sumber energy yang adekuat
5.
Memantau respon
oksigen pasien terhadap aktivitas perawatan diri atau aktivitas keperawatan
|
S : Klien mengatakan sudah mampu
beraktivitas sendiri
O : Klien masih di bantu dalam
aktivitas yang berat
A : Masalah mulai teratasi
P : Intervensi no.6 dilanjutkan
|
|
4.
|
1.
Menginspeksi adanya
kemerahan, dan pembengkakan
2.
Mengkaji ada atau
tidaknya tanda-tanda infeksi
|
S : Klien mengatakan bintik merahnya
sudah mulai berkurang
O : Trombosit klien mulai meningkat
yaitu 95.000 mm3
A : Masalah mulai teratasi
P : intervensi no.3-4
dilanjutkan
|
BAB
IV
KESIMPULAN
DAN SARAN
4.1
Kesimpulan
Trombositopenia didefinisakan sebagai jumlah trombosit
kurang dari100.000/mm3 dalam sirkulasi darah.
Penyebab dari trombositopenia adalah berkurangnya produksi
atau meningkatnya penghancuran trombosit, Keadaan trombositopenia dengan
produksi trombosit normal biasanya disebabkan oleh penghancuran atau
penyimpanan yang berlebihan, Trombosit dapat juga dihancurkan oleh produksi antibodi
yang diinduksioleh obat. Perusakan atau penekanan pada sumsum tulang, Kemoterapeutik
yang bersifat toksik terhadap sumsum tulang, Trombosit menjadi terlarut.
Fungsi trombosit dapat berubah (trombositopati) melalui
berbagai cara yang mengakibatkan semakin lamanya perdarahan. Obat-obat seperti
aspirin, indometasin, fenilbutazon menghambat agregasi dan reaksi pelepasan
trombosit, dengan demikian menyebabkan perdarahan yang memanjang walaupun
jumlah trombosit normal. Pengaruh aspirin tunggal dapat berlangsung selama 7 hari
hingga 10 hari.
Protein plasma, seperti yang ditemukan pada makroglobulinemia
dan myeloma multiple menyelubungi trombosit, mengganggu adhesi trombosit,
retraksi bekuan, dan polimerasi fibrin.
4.2 Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca sekalian, penulis juga mengharapkan kritik yang mendukung
dari para pembaca, agar penulis dapat memperbaikinya di makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ahern Wilkinson. 2011. Buku
Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9. Jakarta : EGC.
Kamitsuru.S. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi dan
Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10. Jakarta : EGC.
Price, Sylvia A. dan
Lorraine M. Wilson. 2009. Patofisiologi
Konsep-Konsep Klinis Penyakit Edisi 6. EGC : Jakarta.
Suddarth and Brunner. 2010. Textbook of Medical Surgical Nursing 10th
edition.
Wulandari Maya. 2015. Kamus keperawatan. Medan : Gama press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar